02 September 2006

Sekali lagi tentang OSS

Well, lagi-lagi OSS!

Beberapa waktu lalu aku bertemu dengan seorang kenalan yang antusias dengan OSS, terutama Linux, terutama lagi karena virus. Aku bercerita padanya bahwa virus windows betapapun ganasnya tidak mempan di Linux. Kemudian dia mencoba menginstall salah satu distro, aku pilihkan ZenWalk 2.8 (soalnya waktu itu elive belum selesai aku download), karena didalamnya terdapat banyak hal, mulai multimedia, office, hingga programming.

Oke, setelah mencoba sana-sini agaknya gampang, diapun pulang.

Beberapa hari kemudian, dia komplain, "Lo, mau ngopi ke flashdisk aja kok susah sekali ya?". Aku terangkan tentang konsep mount/umount, seharusnya zenwalk sudah bisa mendeteksi dan mount otomatis flashdisk atau CDROM. Untuk mudahnya, aku berikan resep untuk mount/unmount lewat konsol (dari sini sempat muncul pikiran untuk mengganti linux dengan Puppy Linux yang menyediakan MUT). Setelah beberpa kali ia mencoba dan berhasil, ia tampaknya tidak mempunyai kesulitan lain yang harus dipecahkan.

Namun selang sehari, ia kembali datang. "Aku mau belajar PHP nih, gimana ya caranya? AKu coba install paket apache, php dan mysql lewat CD Info Linux kok tidak bisa?"

Kembali aku terangkan konsep dependensi di Linux, dan kenapa di Windows dan PC-BSD kita amat jarang menemukan masalah dependensi. Kembali ia merenung agak lama. "Oke, lalu bagaimana memecahkan masalah dependensi itu?"

"Tergantung software yang akan diinstall, tapi jika kamu ingin paket PHP, maka lebih gampang kamu download dan install paket XAMPP, dijamin semua Linux dapat menjalankannya tanpa banyak kesulitan. Atau kamu bisa koneksi ke internet lalu mendownload langsung dari repositori distro zenwalk, lewatnya netpkg"

Untungnya aku sudah download sejak awal paket XAMPP, sehingga semangatnya belajar OSS tetap terjaga.

Seminggu kemudian, ia kembali datang. Kali ini bukan masalah Linux, tetapi PHP dkk. "Bagaimana aku cepat belajar PHP dan MySQL?"

"Ya paling mudah kamu beli bukunya atau cari ebook di internet, lalu menulis semua contohnya dan memodifikasinya sendiri"

"Wah, malas kalau beli buku atau baca e-book, kelamaan bacanya, belum lagi mengartikan dulu ke Indonesia..."

"Kalau begitu, tidak ada jalan lain selain kursus dong"

"Wah, kalau kursus biayanya mahal, apalagi tingkat lanjutnya..."

"Ya udah, terus maunya gimana?"

"Ajarin aku dong, program kamu yang X atau Y itu..."

Hmm, aku menggaruk kepala. Sebenarnya pelajaran itu didapat dari banyak tempat, misal KPLI, namun mungkin (CMIIW) sebagia besar pemula Linux segan bermain ke KPLI yang kesannya jagoan-jagoan komputer. Atau dari IKC (ilmu komputer dot com), dari milis, dan dari banyak lagi, terutama dari otak-atik sendiri di rumah.

Dari sini, kesimpulannya, orang mau belajar atau memakai OSS jika dia mempunyai guru yang selalu siap ditanya, direpoti, dan kadang-kadang diganggu. Masalahnya, si guru selamanya bukanlah orang budiman yang punya banyak waktu longgar. Semestinya, orang mau berkorban sedikit, dengan beli buku, akses internet, kumpul-kumpul, atua praktikum bareng.

Tapi memang susah sih. Untuk menikmati OSS, seseorang harus lebih banyak mengeluarkan modal, setidaknya akses internet atau beli majalah, dan itupun kadang tidak memecahkan masalah. Solusi satu-satunya tetap saja internet, dengan sedikit pengetahuan English, meskipun pasif, untuk dapat berperan serta di dunia OSS dan bergabung di forum-forum dan milis-milis.

Dan, salah satu tip paling jitu adalah: Install Elive, lalu koneksi ke internet, update repositori software lewat synaptic, lalu install apapun yang kurang. Kenapa Elive? Ya karena berbasis Debian yang paling banyak repositorinya, dan terutama karena aku pakai Elive!

1 tanggapan:

Anonymous said...

Gurunya memang bukan orang budiman tapi orang solieman toh...... ha...ha...hua...