Hari ini Indoensia memperingati 60 tahun kemerdekaannya. Apa yang kurasakan? Ya, setelah melihat upacara bendera, aku teringat masa lalu ketika setiap senin mengikuti upacara, kadang telat, masuk BP, atau sekalian sembunyi di warung sebelah. Lainnya aku tidak ingat. Bagaimana? Haruskah ingat pada jaman 45? Jelas tidak, aku bukan pelaku saat itu. Mungkin perlu buat mereka yang mengalami jaman tidak enak itu. Tapi bagaimana sebenarnya rasanya dijajah? Tidak boleh ini-itu? Tidak boleh ngomong ini-itu? Harus bayar uang ini-itu? Menjadi warga kelas tiga? Selalu pada posisi yang kalah? Selalu ditindas? Miskin, bodoh, kurus, cacingan, dekil, kusam, lusuh, takut-takut, minder, malu?
Lalu bagaimana rasanya merdeka itu? Apakah kebalikan dari semua kondisi di atas? Tentu tidak, soalnya kalau begitu, bisa dibilang kita belum merdeka. Loh, jadi 60 tahun peringatan apa? Yaa, katakanlah, 60 tahun memperingati pengibaran bendera merah-putih. Tapi inipun tidak mapan, kalau pengibaran merah-putih, itu sudah dilakukan sejak Mojopahit, atau malah kerajaan sebelumnya.
Apapun yang dimaksudkan (meskipun ikut-ikutan), selamat hari merdeka (buat yang merayakannya). Yang tidak, jangan-jangan masih disebut PKI... Awas!
Perjuangan Panjang "Menyelamatkan Ibu, Bayi dan Balita"
-
Waduh .. Cukup lama saya nggak menulis di blog ini, kangen juga :)
Sore menjelang maghrib tiba-tiba ada pesen via BB ada yang koment di blog
ini dari Anoni...
11 years ago
0 tanggapan:
Post a Comment