04 November 2008

Intrepid on AAO 110L

Sudah sebulanan aku ganti Eee 900 dengan AAO 110L. Awalnya Lontara remix yang aku pasang di Eee aku kopi paste ke AAO, dan semua berjalan dengan normal menggunakan kernel kompilasi khusus Eee yang disediakan oleh http://array.org

Setelah Intrepid launching, maka segera aku upgrade, error sana-sini, partial upgrade, karena bukan dari hardy, but lontara although both of them use the same repos. Akhirnya tinimbang repot, do fresh install wae.

Proses install amat lama, 3 jam kurang lebih, karena aku nggak memakai LiveCD, yang mana akan jauh lebih cepat, as a matter of copy and paste. Kalau memakai ubuntu installer standar, maka yang terjadi bukan kopi paste saja, tetapi konfigurasi masing-masing paket. Nah, jika jumlah paketnya ribuan, kebayang kan, berapa lamanya?

Nah lagi, aku sarankan, pakai saja model LiveCD!

Setelah semua berakhir, ternyata prosesnya aku rasakan jauh lebih gegas berjalan di Intrepid. Dengan kernel bawaan, ternyata driver wireless nggak ada lagi (ath5k), konon dicabut dari intrepid karena bermasalah pada beberapa mesin. Yah, kembali ke kernel Eee lagi deh.

Setelah masuk ke forum aces aspire one user, aku download custom kernel build for N270, khususon buat AAO, semuanya lancar, meskipun setelah stanby, speaker jadi mati, kalau mau dengerin musik atawa lihat film, harus pakai headphone atau external speaker. Tetapi kinerjanya memang memuaskan, booting cuma 10 detik, langsung masuk ke Xorg, tinggal login saja siap kerja. Oia, desktop aku pakai LXDE yang gegas dan dari tampilan cukup meyakinkan. Beberapa applet masih aku ambil dari gnome, misalnya power manager dan network manager.

Sempat bingung, karena dengan LXDE, semua font looks so ugly, misalnya di firefox, kalau font nggak kebesaran malah kekecilan. Pasang gtk-chteme setting font sendiri tidak membantu, pun juga dengan gtk-theme-switch, juga sami mawon: nggak ngefek. Googling sana-sini, akhirnya harus tweak userChrome.css manual, setting font dan ukurannya dengan dipaksakan. Hasilnya lumayan baguslah, tapi tetap tidak proporsional.

Openbox juga berperilaku sama, kalau nggak kebesaran ya kekecilan. ObConf cukup membantu sih, sampai akhirnya ketemu masalah utamanya: DPI di AAO memang tinggi, yakni 135 atau berapa gitu. Makanya, kuncinya adalah menyetel pada DPI 96 saja. Setelah DPI diturunkan, semua menjadi normal dan proporsional....

Aku memakai SLIM sebagai login manager, jadinya mengatur DPI amat gampil, cari saja di /etc/slim.conf, komentarnya amat membantu..

Partisi /home aku tetapkan pada SDcard 4GiB yang terpasang di card-reader sebelah kiri. Mestinya sebelah kanan, soalnya reader yang kanan baru mengenali card jika card ybs dimasukkan pada saat komputer boot. Suck juga sih, tapi karena jika memakai reader yang sebelah kanan SD card jadi menonjol, makanya aku pasang di sebelah kiri. Mungkin kalau pakai mini SD pas kali ya.

Katanya MMC/SD jika di standby akan tidak dimount, sehingga bisa merusak data, tetapi so far so good tuh. Sehabis standby, partisi /home tetap termounting tuh, memang USB flash disk dan card yang kanan tidak termounting, mungkin karena partisi /home ditentukan di /etc/fstab kali ya.

Anyway, so far so good, kapan-kapan aku bahas beberapa program yang aku install di AAO ini, dan space yang dipakai

0 tanggapan: