Weleh-weleh, dua bulan nggak ngeblog....
Pekan-pekan terakhir marak dengan adanya issu penggerebekan terhadap sejumlah lembaga, instansi dan perusahaan. Tentu saja, ini lagi-lagi soal HAKI, dan khususon, software-software bajakan dan film/lagu bajakan.
Temanku yang buka usaha rental VCD/DVD langsung mengamankan kopian CDnya, so yang disewakan hanya yang orisinil saja, yang tentu kebanyakan film-film lama.
Beberapa rental pengetikan --apa lagi yang dipinggir jalan besar-- tutup. Beberapa berinisiatif menginstall Linux.
Sekolah-sekolah, instansi pemerintah, kabarnya juga dirazia, nggak tahu apakah kepolisian juga dirazia, atau malah paling duluan....
Maka itu, kemarin dulu seorang teman kakakku minta petunjuk sebaiknya memakai Linux apa yang transisinya cepat dan tidak merepotkan.
Aku menawarkan beberapa solusi. Pertama, untuk hardware kuno, P2 kebawah, maka yang cocok adalah Puppy Linux. Aplikasi termasuk lengkap dan juga ringan, bahkan untuk komputer ''kere'' sekalipun. Hanya saja konsep mount/unmount perlu diperhatikan, termasuk minus kemampuan si Puppy untuk mount otomatis Flashdisk or CDROM yang barusan nancap ke sistem. Untungnya, mount/unmount tidak lagi liwat konsol, alih-alih dibuatkan sebuah aplikasi mounter kecil yang nyaman.
Kedua, untuk komputer kelas menengah ke atas, aku menyarankan dengan PCLinuxOS 2007, atau versi berapapun. Linux ini amat cocok dipakai sebagai desktop OS, mengingat dibekali seabrek aplikasi dan tool-tool yang diperlukan untuk kegiatan kantoran. Sebut saja OpenOffice, HPLIP, Gimp, dll. Sifatnya LiveCD, namun untuk kegiatan kantoran aku menganjurkan agar diinstall permanen dalam partisi tersendiri. Aku sekarang juga memakai PCLinuxOS ini, dengan banyak aplikasi ''colongan'' dari ZenWalk/Slackware, mengingat ukuran Zenwalk mencapai 9 GiB sekarang ini. Tentunya donlot langsung dari repos Mandriva/PCLinuxOS amat menyita waktu, dan juga memang koneksinya saat ini amat payah....
Komputer kakakku kemarin aku tambah RAM 128 MiB menjadi 192 MiB, dengan VGA Matrox 4 M dan CPU P2 400, harddisk 20 GiB, ternyata PCLinuxOS berjalan dengan nyaman. Memutar musik liwat amarok, sekaligus generate beberapa logo liwat Gimp, juga startup OpenOffice, nyatanya musik yang keluar nggak putus-putus tuh. That's it, HP Vectra jadul itu lho.... Emang keren yang namanya komputer pabrikan, bung. Jangan salah, PCLinuxOS make KDE lho, bukan Xfce, Icewm atau Box.
Ketiga, untuk transfer cepat tanpa perlu repot partisi, bekap data, dll., aku menyarankan memakai Knoppix dan atau Dynebolic. Keduanya bisa dikopi langsung ke partisi windows, jadinya nggak perlu takut-takut salah partisi. Untuk booting, jika cerdik bisa menginstall grub, meskipun nggak ada partisi linuxnya. Laptopku settingan grub aku taruh di partisi FAT32, soalnya posisinya udah fix, kalo ditaruh di salah satu partisi linux, nanti malah nggak mau booting, soalnya aku akn sering tuh install linux ini-itu, yang akibatnya urutan partisi logis di disk menjadi berubah-ubah juga.
Cara cepat install grub, kopikan folder boot berikut subfolder grub ke drive D misalnya, lalu dengan bantuan liveCD, masuk ke grub dan tinggal install saja:
grub> root (hd0,4)Selesai. Nanti jika ada tambahan linux di partisi lain, tinggal edit konfigurasi grub yang ada di drive D (\boot\grub\menu.lst). Laptopku saat ini didiami oleh PCLOS, Zenwalk, Puppy, Grafpup, Dynebolic, dan Knoppix. Partisi aktual yang dipakai cuma milik PCLOS dan Zenwalk, lainnya numpang di partisi NTFS.
grub> setup (hd0)
Jika nggak mau repot, atau belum bisa install dan utak-atik GRUB, amannya pakai CDROM ybs untuk booting ke Linux. Misalnya kalau knoppix harus menghafal serangkaian mantra:
boot: knoppix fromhd=/dev/hda5 myconfig=/dev/hda5Jika puppy atau grafpup hampir sama:
puppy PMEDIA=idehdNah, jika memakai GRUB, kerumitan tadi bisa dihilangkan. Untuk memasukkan parameter yang pas dan mapan, perlu melihat ke isolinux.cfg, lalu tinggal kopi paste saja ke menu.lst milik GRUB.
Nah lagi, dynebolic jauh lebih cerdik. Untuk memboot linux yang dikopi ke partisi FAT/NTFS, kita nggak perlu memasukkan parameter apapun. Jadi untuk masuk ke Linux dynebolic, cukup masukkan CD ke CDROM drive dan booting liwat CD. Nantinya dynebolic akan mencari disetiap partisi, apakah ada folder dyne dan ''nest'' di salah satu partisi? Jika ada, maka akan dimuat setelah konfirmasi ke kita, atau otomatis setelah 10 detik.
Dari dulu sejak versi perdana, aku kagum sama d:b ini, apalagi sekarang sudah versi 2.4.2 dengan XFCE sebagai window managernya. Dynebolic ditujukan untuk multimedia performance, jadi dengan sekeping CD ini, kamu sudah bisa buat stasiun TV dan Radio internet tanpa berlama-lama pusing memikirkan ini-itu, software ini-itu, dll.
Jadi, dengan teknologi liveCD sekarang ini, kita bisa menginstall banyak Linux sekaligus tanpa takut-takut buang partisi, resize partisi dll. Cukup kopikan main folder yang dibutuhkan ke salah satu partisi yang ada, lalu panggil GRUB untuk menjalankan semuanya.
0 tanggapan:
Post a Comment