Melihat iklan sinetron baru Anjasmara, Sulaiman, yang mencari Tuhan, aku tertarik untuk menuliskannya, meskipun sama sekali tidak berkompeten dalam bidang keagamaan (dan karena amat banyak melakukan hal-hal keliru meskipun tahu).
Kata orang, jangan berpikir tentang Tuhan, tapi pikirkanlah tentang ciptaan Tuhan. Kata-kata tersebut seringkali diajukan untuk mereka yang meragukan ke-Ada-an Tuhan. Jawaban lain adalah dengan menganalisa sebab akibat, sehingga pembuktian tentang eksisnya segala sesuatu tidak mesti harus dibuktikan dengan penampakan fisik.
Contohnya, orang percaya dengan adanya udara, karena dapat dirasakan adanya lewat hembusan angin, tiupan nafas, tertutupnya hidung waktu pilek, dll., meskipun wujud udara itu sendiri tidaklah jelas. Sebab-akibat ini agaknya manjur, karena contohnya amat banyak dan setiap hari dialami.
Satu kasus lain. Orang biasanya percaya dengan adanya hantu. Satu dengan yang lain sering bercerita mengenai penampakan. Seorang yang sama sekali tidak pernah melihat penampakan pun akan percaya bahwa hantu memang ada. Darimana dia memperoleh keyakinan tersebut? Agaknya dari opini umum yang menyebutkan bahwa hantu memang ada, dan seringkali digambarkan dengan mengerikan. Akibatnya, kuburan, rumah kosong, bangunan tua, bangunan bobrok, diasumsikan menjadi tempat tinggal para hantu ini, dan membikin orang enggan untuk lewat didepannya, pun pada siang hari yang kaprah dikatakan waktu tidur buat hantu.
Pendekatan mengenai eksisnya hantu tidak dapat dipakai untuk menjelaskan eksisnya Tuhan. Mengapa? Karena Tuhan sama sekali tidak boleh digambarkan menyerupai makhluk, atau kalau tidak, bisa digolongkan kedalam kelompok syirik.
Bahkan, eksisnya malaikat pun tidak dapat dianalogikan dengan hantu, melalui penggambaran sifat yang berkebalikan. Jika hantu itu mengerikan, apakah malaikat itu indah? Jika hantu seringkali jahat, apakah malaikat baik? Jelas keliru. Malaikat baik atau jahat dia tidak pernah memikirkannya, soalnya malaikat diprogram untuk menjalankan segala sesuatu tanpa perlu dipikir lagi.
Hantu, menurut sebuah sumber, sebenarnya adalah setan dari golongan jin, sehingga dia mempunyai akal pikiran, sehingga karena sifatnya, seringkali mengganggu manusia meskipun tidak bertujuan untuk mengganggu. Jin itu mirip dengan manusia, bedanya manusia berumur pendek dan tampak seragam. Jin berumur panjang dan wujudnya bisa bermacam-macam.
Malaikat lain lagi, sama sekali tidak punya kehendak. Jadi ada malaikat yang tugasnya bersujud, ada yang tugasnya beribadah sepanjang waktu, ada yang tugasnya memuji Tuhan ( maka jika ada manusia yang berdoa, dan kadang waktunya bertepatan dengan doa malaikat, kemungkinan besar doa itu lebih mustajab, karena timbul semacam resonansi, pun jika doa dilakukan secara bersama-sama, tentu efeknya lebih kuat. Masalahnya, orang tidak tahu kapan waktunya malaikat itu berdoa, sehingga dianjurkan manusia untu sering-sering berdoa supaya kemungkinan beresonansi dengan doa malaikat lebih besar (tentu, esensi doa itu sendiri jauh lebih penting tinimbang resonansinya))
Itulah kenapa manusia tingkatnya bisa lebih tinggi dari malaikat, soalnya manusia punya kehendak. Malaikat memang setiap hari ada yang bertugas beribadah, tapi tentu ibadah manusia nilainya lebih tinggi. Bayangkan, program komputer dapat dibuat memuji si pembuat seratus kali sehari dengan waktu yang ditentukan, bandingkan dengan pujian dari orang lain, sekali saja seumur hidup. Efeknya pasti lebih besar, jauh lebih besar.
Maka, pengertian (atau pemahaman) tentang Tuhan, apalagi di Islam, menjadi amat rumit. Lain halnya dengan agama selain Islam yang menyimbolkan Tuhan dengan benda-benda berwujud. Mungkin untuk saat tertentu, simbol-simbol dapat menolong dan menjadi pegangan, namun seberapa kuat? Benda bisa pecah dan berantakan, hingga akhirnya tetaplah keyakinan yang memegang peranan penting. Inilah rumitnya, mengubah keyakinan
Perjuangan Panjang "Menyelamatkan Ibu, Bayi dan Balita"
-
Waduh .. Cukup lama saya nggak menulis di blog ini, kangen juga :)
Sore menjelang maghrib tiba-tiba ada pesen via BB ada yang koment di blog
ini dari Anoni...
11 years ago
3 tanggapan:
hmm ini bisa jadi diskusi yang gak ada ujungnya.
Tuhan ada dimana? jadi ingat film "Contact".
tapi kalau menurut Ocams Razor Tuhan itu.. ah sudahlah.. :)
Sebelum dimana Tuhan, mungkin lebih cocok kalau apa itu Tuhan ya?
.... Dia ada sebelum semuanya ada
aku tidak tahu apa namanya
maka kusebut Dia, Tao...
Kata Amir Hamzah, ia mencari-cari Tuhan, dari Serambi Mekah hingga ke Mekah, ternyata ketemunya malah di dalam rumah
sebenarnya gak rumit-rumit amat sih.. yang diperlukan hanya sedikit waktu untuk merenung... memikirkan jalan kehidupan kita.... memikirkan bagaimana sampai sekarang kita masih hidup... memikirkan rangkaian alam semesta dari supercluster sampai dengan atom... Tuhan itu ada .. dan MEMANG sangat dekat...
Post a Comment